• gambar
  • gambar
  • Banner4

Selamat Datang di Website Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Madiun. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Madiun

NPSN : 20582488

Jalan Raya Pilangkenceng 450 Madiun


[email protected]

TLP : 0351-386925


          

Prestasi Siswa


Juara 3 MTQ WUSTHO POSADIN Tingkat Jawa Timur 2024



:: Selengkapnya

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 199128
Pengunjung : 75340
Hari ini : 109
Hits hari ini : 170
Member Online : 0
IP : 18.97.9.173
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

PKI Madiun Tahun 1948




Madiun - Hari ini, tepatnya pada 18 September 1948, Indonesia dikejutkan oleh sebuah peristiwa besar yang terjadi di Madiun, Jawa Timur. Peristiwa ini dikenal sebagai Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun.

Dikutip dari Tempo.co, peristiwa ini merupakan puncak dari konflik yang telah berlangsung antara pemerintah Republik Indonesia dan kelompok-kelompok oposisi sayap kiri, terutama Front Demokrasi Rakyat (FDR). FDR terdiri dari PKI, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), dan Pemuda Sosialis Indonesia (PESINDO).

 

Kronologi Peristiwa Madiun

Pada awal September 1948, struktur politik di Indonesia mulai bergolak. Musso yang baru kembali dari Moskwa segera memimpin PKI dan menuntut agar perundingan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia dengan Belanda dihentikan, serta mengusulkan hubungan intensif dengan Rusia. Pada 18 September 1948, pemberontakan PKI mulai meletus di Madiun.

Para pendukung PKI merebut beberapa tempat strategis di Madiun, membunuh tokoh-tokoh pro-pemerintah, dan mengumumkan pembentukan pemerintahan baru melalui radio. Musso dan Amir Syarifuddin, serta para pemimpin PKI lainnya, segera menuju Madiun untuk memimpin aksi kudeta ini. Namun, pemberontakan ini mengalami kekacauan karena adanya penolakan dari sejumlah pihak.

Di sisi lain, Presiden Sukarno dan para pemimpin pemerintah seperti Hatta dan Nasution memutuskan untuk mengambil tindakan tegas. Sukarno mengangkat Kolonel Sungkono sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Jawa Timur, sementara Kolonel Nasution diperintahkan untuk memimpin operasi penumpasan pemberontakan yang dimulai pada 20 September 1948. Pasukan pro-pemerintah, terutama Divisi Siliwangi, bergerak menuju Madiun dan mulai menggempur kekuatan PKI yang berjumlah sekitar 5-10 ribu tentara.

Ketika terdesak, para pemberontak mulai melakukan pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan pemimpin Masyumi dan PNI. Pada 30 September 1948, pasukan pemerintah berhasil merebut kembali Kota Madiun. Pemberontakan ini kemudian mereda setelah sejumlah pemimpin PKI ditangkap atau melarikan diri.

Musso, yang berusaha melarikan diri dari tahanan, akhirnya tewas pada 31 Oktober 1948. Amir Syarifuddin beserta para pemimpin PKI lainnya ditangkap pada 1 Desember dan dieksekusi. Operasi penumpasan pemberontakan ini diakhiri pada bulan Desember, meskipun beberapa oknum yang terlibat belum sempat diadili karena adanya Agresi Militer Belanda.

 

Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun

Dikutip dari detikEdu, PKI di Madiun muncul dengan tujuan yang kuat serta memiliki beberapa latar belakang. Berikut ini peristiwa yang melatar belakangi PKI Madiun 1948.

  1. Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.
    Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerja sama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll.
  2. Kedekatan Amir Syarifuddin dengan tokoh PKI Muso dan bercita-cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
  3. Propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya yakni Kabinet Hatta akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya

Tujuan Pemberontakan PKI Madiun
Tak hanya berusaha menggulingkan pemerintahan Indonesia, pemberontakan PKI di Madiun juga bertujuan untuk:
- Membentuk negara Republik Indonesia Soviet
- Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
- Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan

Tokoh Pemberontakan PKI Madiun
Tokoh utama Pemberontakan PKI Madiun pada 1948 yakni Muso meninggal dalam pertempuran.
Berikut tokoh-tokoh yang memiliki peran dalam berdiri dan berkembangnya PKI diantaranya Muso, Amir Syarifudin, Koloner Dahlan, D.N. Aidit, Misbach, Alimin Prawirodirjo, Darsono, Semaun, Henk Sneevlit, Abdul Latief Hendraningrat, Oetmomo Ramelan

 

Tokoh Madiun yang Jadi Korban PKI
Terdapat 17 Tokoh yang namanya disebut sebagai 'Korban Keganasan PKI Tahun 1948 yang Gugur di Desa Kresek' di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kolonel Inf Marhadi
2. Letkol Wiyono
3. Insp Pol Suparbak
4. May Istiklah
5. R.M. Sardjono (Patih Madiun)
6. Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
7. Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan)
8. Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan)
9. Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
10. Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
11. Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
12. Supardi (Wartawan freelance Madiun)
13. Sukadi (Tokoh masyarakat)
14. KH Sidiq
15. R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
16. KH Barokah Fachrudin (Ulama)
17. Maidi Marto Disomo (Agen Polisi)




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas